Minna-san
pernahkah kalian mendengar istilah Nisei? Istilah tersebut mungkin kebanyakan
terdengar asing ditelinga kalian akan tetapi bagaimana jika saat minna-san
menonton siaran berita mancanegara di televisi dan melihat seorang yang
memiliki tampilan luar dengan wajah khas orang Jepang tetapi sangat lancar berbahasa
inggris atau ketika menonton film layar lebar dan menemukan seorang aktor yang memiliki
nama cukup aneh sebagai orang Jepang pada umumnya misalkan saja George Takei, jika
diperhatikan nama tersebut merupakan campuran antara dua nama dari 2 negara
yang berbeda sebut saja Amerika dan Jepang. Memang tidak menutup kemungkinan
dia adalah seorang keturunan campuran antara Jepang dan Amerika akan tetapi ada
kemungkinan yang lain yaitu dia adalah seorang “Nisei”.
Apa itu Nisei?
Nisei sebuah “generasi
ke dua” sebutan ini berkembang pada era 1900-an hingga pecahnya perang dunia
ke-2, saat itu para anak yang dilahirkan oleh imigran Jepang yang tinggal di
Amerika Serikat mendapat sebutan ini. Banyaknya imigran Jepang yang menetap di
beberapa daerah Amerika Serikat secara tidak langsung membuat komunitas masyarakat
imigran Jepang berkembang dari sisi sebaliknya hal ini mulai menumbuhkan
kekhawatiran dari para penduduk lokal Amerika Serikat.
Awal Mula dan Perkembangan Nisei
Pada tahun 1882 Amerika
memutuskan untuk memberhentikan masuknya imigran dari China, akan tetapi beberapa
Buruh Imigran untuk mengurus sektor perkebunan masih dibutuhkan. Jepang sedang
terbelit masalah ekonomi pada periode tersebut dengan angka pengangguran dan
tingginya Pajak membuat masyarakat Jepang mencari jalan lain untuk menyambung hidup.
Peningkatan dan perluasan sektor agrikultur di Amerika Serikat membuka peluang
bagi para pendatang dari luar Amerika termasuk Jepang sehingga menumbuhkan kesempatan
serta ketertarikan bagi keluarga petani di Jepang untuk menetap di Amerika
untuk beberapa waktu.
Ketika sampai di
Amerika, para imigran Jepang merasakan hal yang sebaliknya dari harapan mereka.
Kerasnya tekanan bekerja di perkebunan yang dimiliki oleh Amerika dan juga
rendahnya gaji yang mereka terima memaksa mereka untuk mencari jalan lain agar
bisa hidup di tanah asing tempat mereka berpijak tersebut. Para Imigran Jepang
yang bekerja sebagai buruh tani mulai membeli lahan lahan kecil yang mereka
garap sendiri dengan menanam buah buahan dan sayur, hasil panen tersebut
kemudian mereka jual ke pasar pasar lokal.
Untuk membantu menggarap lahan
perkebunan tersebut para imigran Jepang ini meminta sanak saudara yang masih
berada di kampung halaman mereka untuk datang ke Amerika atau melalui pernikahan
dengan para imigran lainnya sehingga kemudian dapat memiliki keturunan
(disinilah generasi ke-dua “Nisei” dimulai) dan menjadi sebuah keluarga.
Lambat laun
komunitas masyarakat imigran Jepang mulai berkembang pesat di Amerika hingga pada
tahun 1920 ada sekitar 110,010 Imigran
Jepang yang tumbuh sebagai komunitas masyarakat di Caifornia dan Hawaii
sehingga membuat para penduduk lokal kulit putih Amerika mulai merasa tidak
nyaman dan khawatir akan kelompok minoritas yang terus tumbuh tersebut, mulai
munculnya respon berbentuk diskriminasi dari penduduk lokal pun tidak dapat
dihindari lagi.
Diskriminasi Nisei dan Periode Perang Dunia
2
Kekhawatiran
akan pertumbuhan imigran Jepang di Amerika terus menerus menguat, bahkan timbul
spekulasi bahwa pertumbuhan dan masuknya imigran Jepang ke Amerika merupakan
sebuah tidndakan invasi secara halus yang disengaja oleh pemerintah Jepang,
akhirnya pada tahun 1942 pihak imigrasi pemerintah Amerika mengambil kembali
kebijakan untuk memberhentikan masuknya imigran Jepang ke Amerika.
Hal ini
berdampak buruk kepada komunitas masyarakat imigran Jepang yang telah menetap
di Amerika, mereka seperti menjadi sebuah minoritas yang dipaksa untuk tidak
dapat maju dan harus menjadi minoritas selamanya dibawah bayang bayang para
mayoritas penduduk lokal Amerika belum lagi tampilan oriental mereka yang
sangat mudah dikenali diantara masyarakat lokal membuat mereka menjadi
terasingkan dari mayoritas lokal.
"Pemilik toko keturunan Nisei memasang papan bertuliskan I am an American"
Diskriminasi ini
pun semakin parah pasca penyerangan Pearl Harbor Hawaii oleh pasukan udara
Jepang. Kebencian penduduk lokal Amerika Serikat dengan ras Nisei semakin
menjadi jadi. Pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin oleh Presiden
Roosevelt mengeluarkan Executive Order yang dikenal dengan Presidential
Executive Order 9066 untuk merelokasi para Nisei maupun penduduk Native Amerika
yang memiliki darah keturunan Jepang.
"Para anak anak Nisei yang menyatakan sumpah setia sebagai warga Amerika"
Baik tua maupun
muda, miskin atau Kaya mereka semua diminta untuk meninggalkan sekolah, tempat
kerja, toko dan lahan pertanian yang mereka garap jika dalam 10 hari mereka
tidak pindah ke kamp konsentrasi maka pemaksaan akan dilakukan. Pada maret 1942 10 kamp kamp konsentrasi
sebagai tempat relokasi para Nisei dan imigran Jepang telah selesai dibangun
dan berhasil menampung sekitar 110 ribu orang.
Keputusan untuk merelokasi para
masyarakat Imigran Jepang ke kamp kamp konsentrasi ini bertujuan untuk
melindungi mereka dari para penduduk lokal Amerika yang memiliki paham Anti-Japan.
Akan tetapi sebaliknya bagi para ras Nisei dan penduduk Amerika yang memiliki
darah Keturunan Jepang Kamp kamp konsetrasi ini hanya menjadikan bentuk diskriminasi
yang lain bagi mereka dan berujung pada pengasingan.
Pengabdian Pada Amerika
Meski mendapat
perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminasi secara sepihak tidak sedikit
generasi Nisei yang memiliki darah keturunan Jepang namun lahir sebagai Native
Amerika mengabdikan dirinya pada Amerika, salah satunya adalah William Kenzo
Nakamura yang namanya diabadikan menjadi nama gedung pemerintahan Federal di
Seattle U.S.
Tidak sedikit yang berperan dalam pergerakan militer Amerika
Serikat salah satunya Unit Pasukan 442 yang berisi tentara Nisei dan para
penduduk asli Amerika keturunan Jepang, unit ini mendapat penghargaan terbanyak
dari pemerintah Amerika dengan 18.000 medali, dan pada Januari 2001 Minidoka
yang merupakan nama salah satu kamp konsentrasi para Nisei dan Native
Amerika-Jepang dijadikan sebagai monument Nasional oleh Presiden Clinton bahkan
ada sebuah kutipan terkenal dari pidato Presiden William J. Clinton pada saat
upacara penyerahan medali kehormatan yang berbunyi “Rarely has a nation been so
well-served by a people it has so ill-treated”
Tokoh Tokoh Nisei yang terkenal
Berikut ini
beberapa tokoh terkenal yang memiliki darah keturunan sebagai Nisei:
Alberto
Fujimori, menjabat sebagai Presiden Peru pada tahun1990-2000
Tommy Kono,
peraih medali Emas olimpiade tahun 1952 dan 1956 pada cabang angkat besi dan
menjadi satu satunya atlit angkat besi di dunia yang berhasil menorah rekor
berat beban pada 4 kategori berat beban yang berbeda.
Mike Masaoka,
Pemimpin dari Japanese American Citizen League (JACL)
Wataru Misaka,
Pemain NBA pertama yang memiliki darah keturunan Jepang pada tahun 1947
George Takei,
Seorang Aktor yang terkenal dengan debutnya pada serial televise Star Trek
Minoru Yamasaki,
Arsitek yang terkenal dengan desain karyanya menara kembar pencakar langit New
York “The World Trade Center”
Wally Yonamine, Mantan
Anggota club baseball terbaik di Jepang “Tokyo Giant” menjadi Nisei pertama
yang bermain di liga baseball professional Jepang.
Site Reference:
Hamyo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar