Konbanwa minna-san kan
Okonomikatsu udah sering nih bahas tentang budaya Jepang, tempat tempat di
jepang, barang barang, ladies, Anime, Music dan lain lain. Gimana kalo kali ini
kita bahas Dongeng Jepang, setuju ya? *anggap aja semuanya setuju. Malem ini saya
bakal cerita tentang Putri Kaguya atau dalam bahasa Jepangnya Kaguya Hime.
Langsung aja kalo gitu matiin lampu, tarik selimut, baring dengan nyaman dan
kita mulai dongengnya, douzoo....
Pada zaman dahulu kala
hiduplah seorang kakek dan nenek yang miskin. Mereka hanya hidup berdua dan
tidak mempunyai seorang anak pun. Pekerjaan sehari hari mereka adalah membuat
keranjang dari bambu, karena itu hampir setiap hari kakek pergi kehutan untuk
mencari bambu
Suatu hari sang kakek sedang pergi ke hutan bambu untuk memotong
bambu. Saat ia memilih-milih bambu, tiba-tiba ia melihat sebatang pohon bambu
yang bersinar keemasan. Pohon bambu tersebut seakan-akan meminta kakek agar
segera menebangnya. Kakek pun memotong pohon bambu itu. Betapa terkejut hatinya
setelah memotong sebuah bambu karena dari dalamnya muncul sinar keemasan. “Apa
ini ya?” tanya kakek dalam hati. Lalu didekatinya batang bambu yang
mengeluarkan sinar keemasan itu. Ternyata dari dalam batang bambu tersebut
terdapat seorang bayi perempuan yang mungil. Dengan gembira kakek membawa bayi
itu pulang ke rumah. Kakek dan nenek merawat bayi perempuan itu dengan penuh
kasih sayang. Mereka menamakannya Kaguya.
Sejak saat itu setiap
kali kakek ke hutan untuk memotong bambu, ia selalu menemukan sebatang pohon
bambu yang bersinar keemasan. Setelah dipotongnya ternyata batang bambu
tersebut berisi uang emas. Dengan uang emas itu mereka tidak perlu lagi bekerja
keras. Mereka hidup berkecukupan dalam membesarkan putri mereka.
Kaguya tumbuh menjadi seorang putri yang
sangat cantik jelita. Rambutnya hitam bersinar, kulitnya kuning keemasan, dan
wajahnya pun seakan-akan mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata. Berita
tentang kecantikannya tersiar ke seluruh penjuru negeri. Setiap hari datang
berbagai macam pria yang ingin meminangnya. Tetapi sang putri selalu
menolaknya. Suatu hari datanglah lima orang yang ingin meminang sang putri.
Sang putri memberikan lima buah syarat yang sangat berat kepada mereka.
Pria pertama bertugas
mencarikan mangkuk asli sang Budha yang dapat mengeluarkan cahaya kemilauan.
Pria kedua bertugas mencarikan bunga Azaela emas dan perak seperti dalam
legenda. Pria ketiga bertugas mencarikan tikus api dari China. Pria keempat
bertugas mencarikan permata naga yang berwarna-warni. Sedangkan pria kelima
bertugas mencarikan kerang laut burung walet.
Namun setelah ditunggu
beberapa waktu lamanya, kelima pria itu datang dengan membawa benda-benda palsu
semua. Pria pertama membawa mangkuk biasa yang tidak mengeluarkan sinar sama
sekali. Pria kedua datang dengan membawa tanaman bunga Azaela dengan sepuhan
emas dan perak. Pria ketiga membawakan tikus-tikus yang bulunya diwarna dengan
pewarna merah. Pria keempat membawakan batu permata biasa. Sedangkan pria
kelima juga hanya membawakan kerang yang ia temukan di pantai. Akhirnya kelima
pria itu tidak satupun yang berhasil meminang sang putri. Mereka pulang ke
negerinya masing-masing dengan kecewa.
Suatu hari di musim
gugur, dengan mata berkaca-kaca sang putri menatap cahaya bulan di langit.
“Kakek, Nenek, saat
ini saya sedang sedih. Saya sebenarnya berasal dari negeri Bulan. Tanggal 15
bulan ini saya akan dijemput untuk kembali pulang ke negeri saya” kata sang
putri dengan berlinang air mata.
Mendengar penjelasan
sang putri, betapa sedih hati kakek dan nenek. Mereka tidak ingin kehilangan
putrinya. Maka mereka melaporkan kepada penguasa daerah setempat agar
mengirimkan pasukannya untuk menjaga sang putri.
Akhirnya, pada tanggal
15, ketika bulan sedang bersinar dengan terang, rumah sang putri dijaga oleh
berpuluh-puluh samurai yang bersenjatakan panah dan tombak. Mereka berdiri di
atap rumah dan sekeliling rumah sang putri. Ketika tepat tengah malam,
tiba-tiba dari arah bulan purnama muncullah sebuah kereta yang bersinar terang.
Saat pasukan panah sedang bersiap-siap mengarahkan anak panahnya ke atas,
tiba-tiba cahaya menyilaukan terpancar dari kereta tersebut. Mata para samurai
tidak bisa melihat dengan jelas. Pada saat itu seorang putri dari kereta
tersebut turun dan menjemput Putri Kaguya dari dalam rumah. Putri Kaguya yang
berada di bagian rumah paling dalam berjalan ke dalam sinar bulan, seolah di
tarik mendekat.
“Kek, ini....”
Putri Kaguya
menjatuhkan kantong keabadian di depan kakek.
“Semoga kakek dan
nenek sehat sehat selalu.....”
“Oh kamu hendak pergi
sekarang? Kaguya, tolong bawa kami juga....”
Kakek dan nenek
mencoba mengejar Putri Kaguya tetapi di depan mata mereka kereta yang membawa
Putri Kaguya menjauh dengan cepat seolah-olah ditarik oleh bulan. Lalu sang
kakek mengambil kantong keabadian yang diberikan oleh Putri Kaguya dan
membakarnya
“Meskipun aku bisa
hidup abadi, aku tidak akan bisa bahagia tanpamu”
-Tamat-
Nah gimana mina-san ceritanya? Mina-san.....?
Minna..? mi...? Kayanya saya udah ditinggal tidur sama mina-san =3=’. Kalo gitu
sekian dulu postingan saya malam ini sampai jumpa lagi ya mina-san. Matta Ne~
Site Reference:
Author:
Faisal |
oh ceritanya begitu ya gan, dongen yang sangat menarik .
BalasHapus