Futakuchi-onna
adalah sebuah monster mitologi dari urban legend Jepang. Sebenarnya bentuk dari
Futakuchi-onna layaknya seperti seorang wanita normal biasa tidak ada yang
terlihat jahat dari dirinya, akan tetapi ada sebuah kutukan mengerikan yang
berada di kepala bagian belakang dari wanita ini. Sebuah mulut!! Mulut yang
sangat lebar dan lapar!! Tersingkap dari helaian rambutnya yang hitam dan
lebat. Mulut ini memiliki keinginan sendiri tidak seperti bagian tubuh lainnya,
kutukan inilah yang sangat menyakitkan dan membuat sang wanita harus menuruti
kemauan dari mulut kedua nya ini. Mulut ke dua ini selalu lapar!! Bahkan ada
yang mengatakan jika sang wanita terlambat untuk menemukan makanan bagi mulut
ke duanya ini maka sang wanita akan merasakan rasa sakit yang teramat sangat
sebagai bentuk dari kemarahan Mulut kutukan ini, bahkan ketika mulut tersebut
terbuka semakin lebar saat menerima “mangsa” rambut dari sang wanita akan
menjalar dengan panjang membentuk mulut baru yang terlihat seperti ular.
Kutukan mulut ini membuat sang wanita yang terlihat biasa ini menjadi sesosok
monster mengerikan yang diberi nama Futakuchi-onna.
Ada banyak desas
desus yang menyatakan awal mula dari kutukan ini, salah satunya adalah dimulai
dari seorang pria kaya sebagai pedagang beras di sebuah desa. Akan tetapi pria
tersebut tidak pernah ingin menikah karena jika ia menikah maka akan ada tanggungan
seorang istri yang harus ia nafkahi, itu berarti mau tidak mau dia harus
membagi harta kekayaan nya jika ia menikah kelak. Dia pun berujar, jika suatu
saat ia terpaksa menikah maka wanita yang menjadi istrinya haruslah seorang
wanita pekerja keras yang tidak pernah menuntut untuk meminta pembagian harta.
Ikrar telah
terucap, takdirpun menjawab. Suatu hari saat pria tersebut sedang berjalan
jalan di sekitar desa dia menemukan seorang wanita yang sangat unik, wanita
tersebut mengaku tidak pernah makan sama sekali akan tetapi terlihat seperti
sesosok wanita pekerja keras yang sangat bugar. Tanpa ragu sang pria berpikir
ia telah menemukan wanita yang ada dalam impiannya selama ini, mereka pun
menikah dan hidup bahagia, tapi…. tidak untuk waktu yang lama.
Hari demi hari
pasokan beras yang tersedia di toko sang pria semakin berkurang dengan cepat
dan anehnya tidak sesuai dengan jumlah pembelian dari para pelanggan yang
berkunjung, dia pun mencurigai istrinya yang berkata bahwa dia tidak pernah
makan sekalipun. Suatu hari sang pria memutuskan untuk tidak berjualan di
tokonya untuk mengintai apa yang sedang dilakukan sang istri saat dia sedang
berjualan.
Keputusannya
tersebut mempertemukannya dengan sebuah mimpi buruk yang sangat nyata, tidak
lama setelah mengintai gerak gerik sang istri yang berkeliaran di toko sang
pria. Hal yang sangat mengerikan terjadi tepat di depan mata sang pria, rambut
sang istri memanjang dengan cepat membentuk gumpalan di ujungnya. Sebuah mulut
mulut kecil perlahan keluar dari setiap ujung rambut yang menggumpal tersebut,
mimpi buruk yang amat sangat nyata tersebut terus berlanjut hingga sebuah mulut
yang menganga lebar muncul dari bagian belakang tengkorak kepala sang istri
yang menganga lebar. Dengan lahap dan rakusnya mulut tersebut menyantap
berkarung karung beras yang tersedia di toko sang pria tersebut.
Ketika sang
istri menyadari keberadaan sang suami yang mengintai dirinya secara diam diam,
mulut tersebut menyerang dengan sangat brutal kearah sang pria. Dengan susah
payah dan ketakutan yang telah menjalar dari ujung rambut sampai ujung kaki
sang pria mencoba mengumpulkan sedikit keranian yang hampir termakan oleh
ketakutan yang tepat berada di depan matanya, sang pria pun berhasil melepaskan
diri dan kabur ke atas puncak gunung yang berada di dekat desa tempat mereka
tinggal.
Hari demi hari
dia jalani dengan penderitaan tanpa henti dari kengerian yang terus membayangi
ingatannya di tempat persembunyiannya tersebut. Suatu hari dengan mengumpulkan
cukup keberanian dalam dirinya, sang pria memutuskan untuk turun ke kaki gunung
dan menuju ke tempat tinggalnya, tempat dimana peristiwa yang ia harap tidak
benar benar terjadi dan hanya ada dalam mimpi terburuk dalam tidurnya. Harapan
bahwa peristiwa hari itu hanyalah sebuah mimpi buruk pun benar benar pupus
dalam diri sang pria sesampainya ia di toko miliknya. Semua beras ditokonya
lenyap tanpa bekas sedikitpun, tidak ada lagi harta berharga yang tersisa
darinya. Hari itu, dia berdiri tanpa ada satu hal pun yang berharga dari
dirinya melainkan nyawa nya sendiri dan kenangan mengerikan yang tak akan
pernah ia lupakan sumur hidupnya.
Author:
![]() |
Hamyo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar