Nisei, Sejarah Singkat Generasi ke Dua Jepang - Okonomikatsu

Post Top Ad

Rabu, 17 Juli 2013

Nisei, Sejarah Singkat Generasi ke Dua Jepang


Minna-san pernahkah kalian mendengar istilah Nisei? Istilah tersebut mungkin kebanyakan terdengar asing ditelinga kalian akan tetapi bagaimana jika saat minna-san menonton siaran berita mancanegara di televisi dan melihat seorang yang memiliki tampilan luar dengan wajah khas orang Jepang tetapi sangat lancar berbahasa inggris atau ketika menonton film layar lebar dan menemukan seorang aktor yang memiliki nama cukup aneh sebagai orang Jepang pada umumnya misalkan saja George Takei, jika diperhatikan nama tersebut merupakan campuran antara dua nama dari 2 negara yang berbeda sebut saja Amerika dan Jepang. Memang tidak menutup kemungkinan dia adalah seorang keturunan campuran antara Jepang dan Amerika akan tetapi ada kemungkinan yang lain yaitu dia adalah seorang “Nisei”.

Apa itu Nisei?


Nisei sebuah “generasi ke dua” sebutan ini berkembang pada era 1900-an hingga pecahnya perang dunia ke-2, saat itu para anak yang dilahirkan oleh imigran Jepang yang tinggal di Amerika Serikat mendapat sebutan ini. Banyaknya imigran Jepang yang menetap di beberapa daerah Amerika Serikat secara tidak langsung membuat komunitas masyarakat imigran Jepang berkembang dari sisi sebaliknya hal ini mulai menumbuhkan kekhawatiran dari para penduduk lokal Amerika Serikat.

Awal Mula dan Perkembangan Nisei


Pada tahun 1882 Amerika memutuskan untuk memberhentikan masuknya imigran dari China, akan tetapi beberapa Buruh Imigran untuk mengurus sektor perkebunan masih dibutuhkan. Jepang sedang terbelit masalah ekonomi pada periode tersebut dengan angka pengangguran dan tingginya Pajak membuat masyarakat Jepang mencari jalan lain untuk menyambung hidup. Peningkatan dan perluasan sektor agrikultur di Amerika Serikat membuka peluang bagi para pendatang dari luar Amerika termasuk Jepang sehingga menumbuhkan kesempatan serta ketertarikan bagi keluarga petani di Jepang untuk menetap di Amerika untuk beberapa waktu.


Ketika sampai di Amerika, para imigran Jepang merasakan hal yang sebaliknya dari harapan mereka. Kerasnya tekanan bekerja di perkebunan yang dimiliki oleh Amerika dan juga rendahnya gaji yang mereka terima memaksa mereka untuk mencari jalan lain agar bisa hidup di tanah asing tempat mereka berpijak tersebut. Para Imigran Jepang yang bekerja sebagai buruh tani mulai membeli lahan lahan kecil yang mereka garap sendiri dengan menanam buah buahan dan sayur, hasil panen tersebut kemudian mereka jual ke pasar pasar lokal. 


Untuk membantu menggarap lahan perkebunan tersebut para imigran Jepang ini meminta sanak saudara yang masih berada di kampung halaman mereka untuk datang ke Amerika atau melalui pernikahan dengan para imigran lainnya sehingga kemudian dapat memiliki keturunan (disinilah generasi ke-dua “Nisei” dimulai) dan menjadi sebuah keluarga.

Lambat laun komunitas masyarakat imigran Jepang mulai berkembang pesat di Amerika hingga pada tahun 1920 ada sekitar 110,010  Imigran Jepang yang tumbuh sebagai komunitas masyarakat di Caifornia dan Hawaii sehingga membuat para penduduk lokal kulit putih Amerika mulai merasa tidak nyaman dan khawatir akan kelompok minoritas yang terus tumbuh tersebut, mulai munculnya respon berbentuk diskriminasi dari penduduk lokal pun tidak dapat dihindari lagi.

Diskriminasi Nisei dan Periode Perang Dunia 2


Kekhawatiran akan pertumbuhan imigran Jepang di Amerika terus menerus menguat, bahkan timbul spekulasi bahwa pertumbuhan dan masuknya imigran Jepang ke Amerika merupakan sebuah tidndakan invasi secara halus yang disengaja oleh pemerintah Jepang, akhirnya pada tahun 1942 pihak imigrasi pemerintah Amerika mengambil kembali kebijakan untuk memberhentikan masuknya imigran Jepang ke Amerika. 

Hal ini berdampak buruk kepada komunitas masyarakat imigran Jepang yang telah menetap di Amerika, mereka seperti menjadi sebuah minoritas yang dipaksa untuk tidak dapat maju dan harus menjadi minoritas selamanya dibawah bayang bayang para mayoritas penduduk lokal Amerika belum lagi tampilan oriental mereka yang sangat mudah dikenali diantara masyarakat lokal membuat mereka menjadi terasingkan dari mayoritas lokal.

               "Pemilik toko keturunan Nisei memasang papan bertuliskan I am an American"

Diskriminasi ini pun semakin parah pasca penyerangan Pearl Harbor Hawaii oleh pasukan udara Jepang. Kebencian penduduk lokal Amerika Serikat dengan ras Nisei semakin menjadi jadi. Pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin oleh Presiden Roosevelt mengeluarkan Executive Order yang dikenal dengan Presidential Executive Order 9066 untuk merelokasi para Nisei maupun penduduk Native Amerika yang memiliki darah keturunan Jepang.

              "Para anak anak Nisei yang menyatakan sumpah setia sebagai warga Amerika"

Baik tua maupun muda, miskin atau Kaya mereka semua diminta untuk meninggalkan sekolah, tempat kerja, toko dan lahan pertanian yang mereka garap jika dalam 10 hari mereka tidak pindah ke kamp konsentrasi maka pemaksaan akan dilakukan.  Pada maret 1942 10 kamp kamp konsentrasi sebagai tempat relokasi para Nisei dan imigran Jepang telah selesai dibangun dan berhasil menampung sekitar 110 ribu orang. 


Keputusan untuk merelokasi para masyarakat Imigran Jepang ke kamp kamp konsentrasi ini bertujuan untuk melindungi mereka dari para penduduk lokal Amerika yang memiliki paham Anti-Japan. Akan tetapi sebaliknya bagi para ras Nisei dan penduduk Amerika yang memiliki darah Keturunan Jepang Kamp kamp konsetrasi ini hanya menjadikan bentuk diskriminasi yang lain bagi mereka dan berujung pada pengasingan.

Pengabdian Pada Amerika


Meski mendapat perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminasi secara sepihak tidak sedikit generasi Nisei yang memiliki darah keturunan Jepang namun lahir sebagai Native Amerika mengabdikan dirinya pada Amerika, salah satunya adalah William Kenzo Nakamura yang namanya diabadikan menjadi nama gedung pemerintahan Federal di Seattle U.S. 

Tidak sedikit yang berperan dalam pergerakan militer Amerika Serikat salah satunya Unit Pasukan 442 yang berisi tentara Nisei dan para penduduk asli Amerika keturunan Jepang, unit ini mendapat penghargaan terbanyak dari pemerintah Amerika dengan 18.000 medali, dan pada Januari 2001 Minidoka yang merupakan nama salah satu kamp konsentrasi para Nisei dan Native Amerika-Jepang dijadikan sebagai monument Nasional oleh Presiden Clinton bahkan ada sebuah kutipan terkenal dari pidato Presiden William J. Clinton pada saat upacara penyerahan medali kehormatan yang berbunyi “Rarely has a nation been so well-served by a people it has so ill-treated”

Tokoh Tokoh Nisei yang terkenal

Berikut ini beberapa tokoh terkenal yang memiliki darah keturunan sebagai Nisei:
Alberto Fujimori, menjabat sebagai Presiden Peru pada tahun1990-2000
Tommy Kono, peraih medali Emas olimpiade tahun 1952 dan 1956 pada cabang angkat besi dan menjadi satu satunya atlit angkat besi di dunia yang berhasil menorah rekor berat beban pada 4 kategori berat beban yang berbeda.
Mike Masaoka, Pemimpin dari Japanese American Citizen League (JACL)
Wataru Misaka, Pemain NBA pertama yang memiliki darah keturunan Jepang pada tahun 1947
George Takei, Seorang Aktor yang terkenal dengan debutnya pada serial televise Star Trek
Minoru Yamasaki, Arsitek yang terkenal dengan desain karyanya menara kembar pencakar langit New York “The World Trade Center”
Wally Yonamine, Mantan Anggota club baseball terbaik di Jepang “Tokyo Giant” menjadi Nisei pertama yang bermain di liga baseball professional Jepang.  

Site Reference:
Farrit-Lili

Author:
Hamyo 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here